Senin, Agustus 27, 2007

Berhati-hatilah ketika berada di keramaian

Hari minggu tgl 26 Agustus 2007 kemaren, saya kehilangan HP di lapangan Gazibu. Saya menduga pelaku pencopetan lebih dari satu orang. Waktu itu saya sedang berjalan di lapangan Gazibu bersama istri, melewati bagian tengah lapangan. Di ujung jalan, terlihat seperti terjadi kemacetan, yang setelah dilihat dari dekat, ternyata ada yang berjualan donat di tengah2 jalan. Di tempat itu, jalan terbagi 2, ke arah kanan dan kiri, seperti hurup T. Saya dan istri hendak belok ke arah kanan, tetapi jalanan terhalang oleh 2 orang yang terlihat seakan2 sedang mencari-cari arah jalan. Tiba-tiba dari belakang ada orang yang memegang celana saya dan menggoyang-goyangkannya. Saya secara reflek berusaha melihat ke arah belakang, dan terlihat seseorang sedang berjongkok sambil memegang celana saya. Saya berusaha melepaskan diri, khawatir kalo orang itu orang yang kurang waras, atau orang cacat dan pengemis yang memang banyak terdapat di lapangan Gazibu itu. Setelah beberapa waktu, orang itu melepaskan celana saya dan mengambil topi, yang tampak seakan-akan jatih di jalan. Di dalam hati saya berpikir, kalo topi jatuh mbok ya ngomong, jangan main pegang celana orang aja.

Setelah berjalan agak jauh, hampir sampai di gedung sate, saya meraba sarung HP, dan HP kesayangan sudah tidak berada di tempatnya. Saya minta istri untuk menelepon ke nomer HP saya, dan terdengar nada sambung. "Mungkin HP tinggal di rumah," kata istri. Tapi saya yakin sekali tadi sebelum berangkat sudah membawa HP itu. Di Cisangkuy, saya coba lagi menelepon ke HP, tetapi sekarang nadanya nada sibuk. Gak mungkin HP yang tertinggal di rumah tau-tau menelepon sendiri kan. Dicoba ditelepon lagi, nomer sudah tidak aktif. Tampaknya si pencopet memanfaatkan pulsa saya untuk menelepon. Setibanya di rumah, HP memang tidak ada di atas meja. Berakhir sudah kebersamaan dengan HP SE T630 hitam yang telah menemani saya hampir 3 tahun.

Siang harinya saya ke galeri Indosat di BEC untuk mendapatkan SIM Card pengganti, dengan nomer yang sama. Nomer ini, walaupun bukan nomer cantik, telah diketahui semua teman dan keluarga. Sehingga kalau diganti, bakal repot juga memberitahu berbagai pihak yang berkepentingan. Jadi biarlah nomer ini dipertahankan.

Hari ini kartu pengganti telah aktif, dan ketika dicek pulsanya, pulsaku sudah berkurang sekitar hampir Rp 10rb. Sementara waktu ini, aku bakal bebas dari telepon dan sms, setidaknya sampai ada dana untuk membeli HP baru. Mudah2an ada rezeki dalam waktu dekat ini :)

Pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini:
- Ketika berada di keramaian dan di depan ada kemacetan, sebaiknya ambil jalan lain, jangan ikut masuk ke kemacetan itu, karena biasanya komplotan pencopet sudah menunggu di situ.
- Pegang erat barang berharga, jangan sampai terlepas, walaupun ada pengalih perhatian, seperti dengan cara memegang pakaian, dll
- Ketika ada pengalih perhatian, langsung saja tegur orang itu, kalau perlu teriak, biar orang lain ikut melihat, sehingga komplotan pencopet itu urung melaksanakan niatnya.

Semoga kita semua terhindar dari tindak kejahatan.


Powered by ScribeFire.

Kamis, Agustus 23, 2007

Perjalanan mudik tahun ini

Kemaren akhirnya saya mendapatkan tiket untuk mudik lebaran tahun ini. Harga tiket pesawat untuk tanggal 12 oktober dan 17 oktober telah melambung tinggi dibandingkan dengan harga tiket di hari lain. Ketika Ortu ke Bandung kemaren, harga tiket Merpati Pdg-Bdg hanya Rp 398rb, dan ketika pulangnya hanya Rp 450rb-an. Harga tiket pulang pergi yang saya bayar kemaren adalah Rp 1.292.300,- (bdg-pdg sekitar 700rb-an, pdg-bdg sekitar 560rb-an). Kalau saja saya punya kesempatan membeli tiket lebih cepat, mungkin harga yang perlu saya bayarkan tidak semahal itu.

Penerbangan Merpati jalur Padang - Bandung sungguh sangat memudahkan saya untuk pulang ke kampung halaman. Jika tahun lalu saya harus bersusah payah datang ke bandara Sukarno-Hatta pagi2 buta, bersiap2 semenjak 3-4 jam menjelang take-off, sekarang saya hanya cukup datang ke bandara Husein 1 jam menjelang take-off untuk check-in. Dengan harga tiket yang juga cukup murah, pelayanan Merpati tidak kalah dengan maskapai lainnya (berdasarkan cerita ortu yang saya dengar).

Jika saya bandingkan harga tiket dengan maskapai yang mengklaim dirinya sebagai 'low-cost carrier', harga tiket yang saya dapatkan lebih murah. Itupun tidak akan kena pajak bandara, seperti maskapai 'sebelah'. Saya tidak perlu lagi mengeluarkan ongkos tambahan Bandung - Cengkareng.


Per 1 September mendatang, Merpati juga menambah jumlah keberangkatan tiap minggunya dari Padang ke Bandung dan sebaliknya. Jika saat ini, penerbangan Bdg-Pdg hanya 2 kali seminggu yaitu hari Jumat dan Minggu, maka akan ditambah satu hari lagi yakni hari Rabu. Semoga Merpati sukses dalam usahanya menyelenggarakan angkutan udara, selamat dalam setiap perjalanannya, dan terus meningkatkan kualitas dan pelayanannya. Sukses untukmu, Merpati.


Powered by ScribeFire.