Kamis, Juli 31, 2008

Tri Duta Suci memang mengecewakan

Saat saya bertanya kepada teman saya ke bengkel mana dia mempercayakan servis motor yamaha miliknya, teman saya itu menyarankan bengkel Sentra Anugrah Motor di Jl. Dipati Ukur, depan STHB. Alasannya seserhana saja, "Pelayanannya lebih baik daripada Tri Duta Suci." Saat itu, saya masih berdomisili di Jl. Puyuh, sehingga bisa melakukan servis berkala I dan II motor saya di Sentra Anugrah.

Pelayanan di Sentra Anugrah memang memuaskan. Ketika saya datang, yang menjaga konter bengkel langsung mencatat motor saya dan menanyakan keluhan yang saya alami dengan motor ini. STNK diberikan kembali kepada saya sebagai bukti pengambilan motor setelah selesai diservis.

Sekarang saya sudah pindah rumah ke daerah Cibaduyut. Kemarin saya hendak menservis di bengkel resmi Yamaha, tetapi bengkel di Taman Kopo Indah ternyata ikut libur. Pagi ini sambil berangkat kerja, saya memutuskan untuk meninggalkan motor di bengkel untuk diservis, sehingga siang hari bisa langsung diambil. Saya memutuskan mencoba servis di Tri Duta Suci karena lokasinya yang dekat dengan kantor.

Pagi hari tadi saya datang ke Tri Duta Suci. Di konter bengkel, saya disambut oleh mbak penjaga konter. Saya menyerahkan buku servis, kunci dan STNK. Si mbak menyuruh saya menunggu. Saya bilang padanya bahwa motor akan saya tinggal disini saja, nanti siang diambil. Si mbak bertanya, "mau diambil jam berapa?" "Jam 12 siang," kata saya. Tidak ada pertanyaan tentang keluhan yang saya alami dengan motor, maupun pencatatan. Saya meminta STNK yang saya serahkan bersama kunci, tetapi kata si mbak, semua ditinggalkan disana saja. Dalam hati saya berpikir, mudah banget ya nanti kalo mau ngambil motor milik orang lain, kan STNK, buku, dan kunci disana semua. Sungguh suatu kelemahan yang sangat fatal.

Siang harinya setelah sholat dzuhur saya langsung ke Tri Duta Suci untuk mengambil motor. Saya berencana makan siang nanti setelah mengambil motor. Sesampainya di bengkel, saya kembali menjumpai mbak penjaga konter yang sama. Saya katakan ingin mengambil motor. Oleh si mbak, saya diminta menunggu karena kasirnya sedang keluar makan siang. "Duh, kenapa ga bilang tadi pagi kalo jam 12 pada istirahat," kata saya dalam hati.

Sayapun menunggu dengan sabar dan tak terasa 45 menit telah berlalu. Perut saya sudah protes dengan hebatnya. Si mbak penjaga itu kayaknya berusaha mencari keberadaan si kasir 'penting' itu. "Kayaknya kasirnya kekenyangan," begitu guraunya kepada saya. "Lucu banget mbak, pengen ketawa perut saya ini," kembali saya berujar dalam hati.

Sayapun menghampiri si mbak sambil bertanya, "Memangnya kasirnya cuma satu ya mbak?" "Iya, sekarang manajemennya digabung dengan showroom. Jadi menyulitkan konsumen sih. Saya sudah berkali-kali bilang agar kalau keluar jangan sampai lewat jam 1. " begitu jawaban si mbak. Si mbak pun memberikan kuitansi (2 lembar) dan KSG III dari buku servis kepada saya, dan menyarankan saya agar menunggu di showroom saja.

Di showroom, ada 2 orang mbak penjaga. Seorang dari mereka bertanya keperluan saya, dan saya jawab hendak bayar servis bengkel. Si mbak menerima kuitansi dan ksg dari saya. Ketika saya memberi uang Rp 50rb, si mbak minta uang pas saja, karena kasirnya lagi keluar. Saya pun bertanya padanya, "kasirnya hanya satu orang ya mbak?" "Iya, mas mau melamar jadi kasir disini?" begitu jawaban si mbak itu. Saya jawab saja, "nggak sih, cuman kalo ada yang sampai masukin ke surat pembaca, bisa sepi nih bengkel," begitu kaya saya. "Kenapa memangnya?" tanya si mbak. "Saya sudah menunggu dari jam 12 tadi. Setidaknya tolong diinformasikan kepada konsumen, " begitu jawaban saya padanya. Si mbak kemudian memberi cap di kuitansi dan KSG, lalu menyerahkan kembali pada saya. Lembar kuitansi hijau disimpan olehnya.

Saya kembali ke si mbak penjaga konter bengkel. Dia malah heran ketika saya sodorkan kembali kuitansi putih dan KSG. "Kok dikembalikan ke saya, " tanyanya kepada saya. "Di sana sudah bayar mbak," kata saya padanya. Si mbak pun akhirnya menyerahkan kunci+STNK dan buku servis pada saya.

Duh, coba kalo yang ambil motor ini bukan saya, apa Tri Duta Suci mau bertanggung jawab? Setidaknya kasi pertanyaan kek, atau coba tiru Sentra Anugrah yang menggunakan STNK sebagai bukti ketika hendak mengambil motor kembali.

Ini merupakan pengalaman saya yang pertama dan terakhir di Tri Duta Suci. Kepada manajemen Tri Duta, mohon lebih selektif dalam menerima dan membina pegawai-pegawai Anda. Kalau bengkel Anda sampai sepi dan bangkrut, kasihan para pekerja Anda yang lain yang telah bekerja dengan baik, tapi harus ikut menderita akibat ulah satu orang yang tidak becus bekerja.

Blogged with the Flock Browser